Kamis, 31 Maret 2011

kronologi ricuhnya kongres PSSI di Pekan Baru, Riau


Kronologi ricuhnya Kongres PSSI untuk memilih anggota Komite Pemilihan dan Komite Banding di Hotel Premiere, Pekanbaru, Riau, ricuh saat akan dimulai pada Sabtu, 26 Maret 2011. Komite Penyelamat Persepakbolaan Nasional (KPPN) mengambil alih jalannya Kongres. Pengurus pusat PSSI memutuskan membatalkannya.
Anggota Komite Asosiasi FIFA Frank van Hattum dan Sekjen AFC Sekjen Alex Soosay batal meninjau kongres dan langsung kembali terbang ke Jakarta.
 Berikut kronologi Ricuhnya Kongres PSSI di Pekanbaru:
  • 09.00: Peserta Kongres mendaftarkan diri.
  • 14.00: Ada anggota PSSI yang tidak tercantum namanya di daftar peserta. Sempat terjadi adu     mulut di dalam ruang registrasi, namun akhirnya reda.
  • 17.00: Proses registrasi ditutup.
  • 19.30: Peserta Kongres mulai memasuki lantai 3 Hotel Premiere untuk bersantap malam sebelum Kongres dimulai.
  • 19.45-20.00: Anggota KPPN yang tidak memiliki tanda peserta memaksa masuk ruang sidang. Sempat terjadi aksi saling dorong dengan polisi yang berjaga.
  • 20.00-20.05: Pintu ruang sidang berhasil diterobos dan anggota KPPN duduk di kursi barisan depan. Peserta Kongres yang lain kebingungan dan berdiri di luar ruang sidang.
  • 20.10: Wartawan yang ada di Hotel Premiere diminta menuju Hotel Arya Duta yang berjarak kurang lebih 1 km dari lokasi Kongres.
  • 20.15: Ketua Umum, Sekjen PSSI, Ketua Pengurus PSSI Provinsi Riau, serta utusan FIFA dan AFC menggelar sidang darurat di Bandara Sutan Syarif Hasim II. Diputuskan, Kongres dibatalkan karena situasi yang dinilai tidak lagi memungkinkan. Ketua Umum PSSI serta utusan FIFA dan AFC langsung terbang kembali ke Jakarta.
  • 21.30: Sekjen PSSI menuju Hotel Aryaduta untuk menggelar jumpa pers guna menyampaikan keputusan pembatalan Kongres PSSI.
  • 22.00: Anggota KPPN tetap bersidang di Hotel Premiere.
  • 22.31: Kongres versi KPPN memilih tujuh anggota Komite Pemilihan dan tiga Komite Banding.


Tetapi FIFA membantah bahwa pihaknya yang telah membatalkan Kongres PSSI di Pekanbaru, Sabtu (26/3/2011), seperti yang disampaikan oleh Sekjen PSSI Nugraha Besoes.
"Pemantau FIFA dicegah untuk memantau Kongres PSSI di Pekanbaru pada 26 Maret oleh pemimpin PSSI," kata FIFA seperti dilansirReuters, Selasa (29/3/2011). "Klaim dari Sekjen PSSI bahwa FIFA yang memutuskan untuk membatalkan Kongres PSSI karena alasan keamanan sama sekali tidak benar. Sebaliknya, pemantau FIFA sudah berulang kali meminta untuk mendatangi tempat kongres dan dihalangi oleh pemimpin PSSI. Saat FIFA sudah menerima laporan resmi dari pemantaunya, FIFA akan meneruskannya kepada badan yang bersangkutan untuk memberikan keputusan," lanjut pernyataan tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PSSI memilih membatalkan kongres yang mengagendakan pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding. Nugraha mengatakan, pembatalan merupakan keputusan Komite Eksekutif PSSI, perwakilan AFC, dan FIFA karena kondisi yang kacau menjelang kongres. Pemilik suara yang properubahan memilih melanjutkan kongres sehingga terbentuklah Komite Pemilihan dan Komite Banding.
Tetapi FIFA membantah bahwa pihaknya yang telah membatalkan Kongres PSSI di Pekanbaru, Sabtu (26/3/2011), seperti yang disampaikan oleh Sekjen PSSI Nugraha Besoes.
"Pemantau FIFA dicegah untuk memantau Kongres PSSI di Pekanbaru pada 26 Maret oleh pemimpin PSSI," kata FIFA seperti dilansirReuters, Selasa (29/3/2011). "Klaim dari Sekjen PSSI bahwa FIFA yang memutuskan untuk membatalkan Kongres PSSI karena alasan keamanan sama sekali tidak benar. Sebaliknya, pemantau FIFA sudah berulang kali meminta untuk mendatangi tempat kongres dan dihalangi oleh pemimpin PSSI. Saat FIFA sudah menerima laporan resmi dari pemantaunya, FIFA akan meneruskannya kepada badan yang bersangkutan untuk memberikan keputusan," lanjut pernyataan tersebut.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PSSI memilih membatalkan kongres yang mengagendakan pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding. Nugraha mengatakan, pembatalan merupakan keputusan Komite Eksekutif PSSI, perwakilan AFC, dan FIFA karena kondisi yang kacau menjelang kongres. Pemilik suara yang properubahan memilih melanjutkan kongres sehingga terbentuklah Komite Pemilihan dan Komite Banding.
Komite Pemilihan PSSI yang baru resmi membuka pendaftaran bakal calon Ketua Umum PSSI, Selasa (28/3/2011). Komite Pemilihan membuka pendaftaran selama 7 hari sampai Selasa depan (5/4/2011).
"Kami mengundang seluruh peserta yang merupakan anggota PSSI. Jumlahnya 100 suara. Mereka bisa mendaftarkan calon mereka ke Jalan Purnawarman No 2 Jakarta," ujar Usman Fakaubun, anggota Komite Pemilihan di Jakarta.
Setelah membuka pendaftaran selama 7 hari, langkah selanjutnya yang ditempuh Komite Pemilihan PSSI adalah menjalankan proses verifikasi para bakal calon tersebut dalam tengat waktu 7 hari hingga 12 April mendatang. Setelah itu, nama-nama bakal calon Ketua Umum PSSI, Wakil Ketua Umum dan Komite Eksekutif akan diumumkan.
Sedangkan untuk proses banding, Komite Pemilihan juga menyediakan waktu seminggu bagi bakal calon yang merasa keberatan dengan hasil verifikasi Komite Pemilihan. Setelah itu, giliran Komite Banding yang akan bekerja. Waktunya pun sama, yakni selama seminggu.
Setelah seluruh proses tersebut, PSSI siap menggelar kongres kedua untuk memilih Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015 pada 29 April mendatang. Dengan timeline:
  • 26 Maret - 5 April: Registrasi bakal calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Komite Eksekutif periode 2011-2015.
  • 5 April - 12 April: Verifikasi bakal calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Komite Eksekutif periode 2011-2015.
  • 12 April: Pengumuman verfikasi bakal calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Komite Eksekutif periode 2011-2015.
  • 12 April - 19 April: Pengajuan banding bakal calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Komite Eksekutif periode 2011-2015.
  • 19 April - 26 April: Verifikasi banding bakal calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Komite Eksekutif periode 2011-2015.
  • 26 April: Pengumuman hasil banding bakal calon Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Komite Eksekutif periode 2011-2015.
  • 29 April: Kongres PSSI untuk menentukan Pengumuman Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015.


Dan akhitnya Kamis, 31 Maret 2011
 Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid menegaskan, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng bukanlah pemimpin yang cakap. Menpora dituding tidak tahu sama sekali struktur organisasi PSSI.
"Copot saja Andi MaLlarangeng karena mengobok-obok organisasi olahraga kita," kata Nurdin kepada Kompas di Jakarta, Selasa (29/3/2011).
"Pemimpin yang cakap seharusnya memanggil pimpinan lembaga persepakbolaan yang legal, yaitu PSSI, barulah mengambil keputusan terhadap PSSI," kata Nurdin.
Ia pun mengibaratkan permintaan pengunduran dirinya sebagai kartu merah. Menpora dinilai sudah memberikan kartu merah tanpa didasarkan konstitusi yang benar dan etika. Dalam pertandingan, wasit Indonesia saja bisa dikenai kartu merah. Yang berhak memberikan kartu merah adalah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Ancaman pencabutan anggaran PSSI pun ditepis Nurdin. Pemerintah selama ini dinilai tidak pernah memberikan dana kepada PSSI. Pemerintah baru memberikan bantuan pada penyelenggaraan Piala AFF. Dana pemerintah yang selama ini diberikan adalah untuk tim nasional.
Besarnya tekanan massa untuk mengundurkan diri tidak membuat Nurdin gentar. Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi swasta, Nurdin mengatakan, desakan untuk mundur tidak hanya diungkapkan dalam kata-kata kasar, tetapi juga sudah bernuansa jorok. Atas desakan itu, dirinya pertama-tama menjelaskan kepada seluruh keluarga besarnya bahwa desakan itu diprovokasi oleh orang-orang di luar PSSI yang mempunyai kepentingan tertentu.
Nurdin pun mengatakan, kebencian terhadap dirinya bukan hanya disampaikan dalam kata-kata. Baru-baru ini wajahnya disamakan dengan diktator Presiden Libya M Khadafy. Atas beredarnya foto yang tersebar melalui internet, Nurdin tidak mempedulikan. "Presiden saja juga bisa dicemooh semacam ini," kata Nurdin.
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid menegaskan, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng bukanlah pemimpin yang cakap. Menpora dituding tidak tahu sama sekali struktur organisasi PSSI.
"Copot saja Andi MaLlarangeng karena mengobok-obok organisasi olahraga kita," kata Nurdin kepada Kompas di Jakarta, Selasa (29/3/2011).
"Pemimpin yang cakap seharusnya memanggil pimpinan lembaga persepakbolaan yang legal, yaitu PSSI, barulah mengambil keputusan terhadap PSSI," kata Nurdin.
Ia pun mengibaratkan permintaan pengunduran dirinya sebagai kartu merah. Menpora dinilai sudah memberikan kartu merah tanpa didasarkan konstitusi yang benar dan etika. Dalam pertandingan, wasit Indonesia saja bisa dikenai kartu merah. Yang berhak memberikan kartu merah adalah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Ancaman pencabutan anggaran PSSI pun ditepis Nurdin. Pemerintah selama ini dinilai tidak pernah memberikan dana kepada PSSI. Pemerintah baru memberikan bantuan pada penyelenggaraan Piala AFF. Dana pemerintah yang selama ini diberikan adalah untuk tim nasional.
Besarnya tekanan massa untuk mengundurkan diri tidak membuat Nurdin gentar. Dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi swasta, Nurdin mengatakan, desakan untuk mundur tidak hanya diungkapkan dalam kata-kata kasar, tetapi juga sudah bernuansa jorok. Atas desakan itu, dirinya pertama-tama menjelaskan kepada seluruh keluarga besarnya bahwa desakan itu diprovokasi oleh orang-orang di luar PSSI yang mempunyai kepentingan tertentu.
Nurdin pun mengatakan, kebencian terhadap dirinya bukan hanya disampaikan dalam kata-kata. Baru-baru ini wajahnya disamakan dengan diktator Presiden Libya M Khadafy. Atas beredarnya foto yang tersebar melalui internet, Nurdin tidak mempedulikan. "Presiden saja juga bisa dicemooh semacam ini," kata Nurdin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar